Rabu, 14 Januari 2015

Sistem Pendidikan Di Turki

Diposting oleh Nurul Zahrah di 04.11 0 komentar
Turki merupakan negara sekuler sejak 1924. Penduduk mencapai 72 juta yang akan tumbuh menjadi 100 juta dalam 30 tahun. Sekitar 30% penduduk (21 juta) merupakan rentang usia 0-14 tahun. Lebih dari 65% (47 juta) adalah golongan usia 15-64 tahun. Hanya sekitar 5% (4 juta) yang lebih dari 65 tahun (Laporan PBB, 2003). Sebanyak 99% menganut agama Islam.
Memperhatikan tingkat pertumbuhan ekonomi Turki, negara ini mengalami serangkaian krisis selama hampir 30 tahun terakhir. Salah satu diantaranya adalah pada tahun 2001, yang menghasilkan pertumbuhan pesat usaha kecil yang bangkrut, dengan tingkat pengangguran yang tinggi (sekitar 10,5%) dan mencapai inflasi sampai 80%. Sejak itu, ekonomi berangsur-angsur meningkat, diikuti dengan perubahan kebijakan ekonomi dan keuangan. Sekarang, GDP per kapita yang mencapai US $ 2.230 dan purchasing power partiy (PPP) mencapai YS $ 5,890 (Laporan PBB, 2003). Ada ketimpangan pendapatan. Pada 2002, 10% orang terkaya menguasai 30,7% pendapatan Turki. Sebanyak 10% pendapatan dikuasai penduduk miskin yang mencapai 2,3%.
Untuk sektor pendidikan, belanja hanya 6,8% GDP dan sekitar 16,2% dari keseluruhan belanja pemerintah, yang mayoritas digunakan untuk pengeluaran rutin. Tingkat melek huruf mencapai 85,55%, yang masing-masing meliputi 93,7% laki-laki dan 77,2% perempuan.
Di Turki, ada 2 lembaga yang mengurusi pendidikan, yang pertama adalah Kementerian Pendidikan Nasional, yang mengurusi jenjang pendidikan dasar formal dan menengah, serta pendidikan nonformal. Kementerian Pendidikan mencakup organisasi dari pusat hingga provinsi serta perwakilan di luar negeri. Menteri merupakan anggota Parlemen yang dicalonkan oleh Perdana Menteri. Lembaga yang kedua adalah Dewan Pendidikan Tinggi yang mengelola satuan pendidikan tinggi. Ketua Dewan Pendidikan Tinggi bukan merupakan pegawai negeri yang ditunjuk oleh Presiden.
Sistem pendidikan Turki mencakapu pendidikan jalur formal dan nonformal. Jalur formal meliputi 4 jenjang, yaitu pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal tersedia bagi tiap orang yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal atau bagi mereka yang ingin mengembangkan tingkat pendidikannya, atau untuk mereka yang drop out.
Pendidikan formal didahului dengan pendidikan pra sekolah yang sifatnya wajib. Tngkat pertumbuhan pra sekolah 9,8%, lebih rendah 2,1% dibandingkan di kawasan Asia Tenggara. Kementerian Pendidikan sudah mengembangkan kebijakan untuk mendorong sampai tingkat 16% dalam 5 tahun.
Di tahun 1997, wajib belajar ditingkatkan menjadi  8 tahun, dimulai bagi tiap anak usia 6 tahun dan tahun 2004, sekitar 90% usia tersebut sudah mengenyam pendidikan dasar.  Hampir 10 juta anak tersebar di 35.000 sekolah (baik negeri maupun swasta) dengan dukungan 375.000 guru. Untuk sekolah negeri tidak dipungut biaya.
Pendidikan menengah tidak wajib, umumnya 3 tahun, dan kadang-kadang bisa 4 tahun. Telah ada hampir 1,5 juta siswa, 37% mencakup usia wajib belajar, dan sekitar 2.637 sekolah menengah dengan dukungan guru sebanyak 72.609 orang.
Alternatif yang lain, sesudah menempuh pendidikan dasar, siswa dapat mengikuti pendidikan kejuruan dan sekolah menengah teknik dengan keterampilan tertentu. Untuk jenis sekolah ini ada 820.000 siswa (sekitar 23% dari usia wajib belajar) yang meliputi 3.428 sekolah vokasi dan teknik, dengan 68.176 guru. Tingkat ketersediaan sekolah ini 60% dari jumlah penduduk.
Untuk jenjang perguruan tinggi, ada kompetisi ketat untuk masuk melalui suatu sistem seleksi. Seleksi ini menempatkan mahasiswa untuk menempuh pendidikan selama 4,5, atau 6 tahun tingkat sarjana. Untuk perguruan vokasi sekitar 4 tahun, atau kuliah di Universitas Terbuka. Pada tahun 2003, ada kira-kira 1,5 juta siswa yang mengikuti seleksi; dan pada 2004 hampir mencapi 1,9 juta. Malangnya, hanya 400 ribu siswa yang dapat diterima. Jumlah peminat mencakup 40% jumlah penduduk dan minimal berusia 18 tahun. Ada 53 perguruan tinggi negeri dan 19 perguruan tinggi swasta. Termasuk Universitas Terbuka, ada sekitar 1,5 juta siswa dengan 60.000 tenaga pendidik.
Sistem pendidikan di Turki berhubungan dengan masalah sosial, politik, teknik, dan pertumbuhan ekonomi yang secara terus menerus menempatkan skala berbeda dalam prioritas kebijakan. Suatu pemerintahan berhasil mencapai mayoritas pada 2002. Kementerian Pendidikan sedang melaksanakan perubahan kebijakan di dalam banyak aspek, termasuk untuk menyesuaikan dengan standar Uni Eropa.
Kebijakan pendidikan di Turki bersifat sentralistis, termasuk yang paling terpusat diantara negara anggota OECD. Tersusun dalam struktur yang hierarkis, Kementerian Pendidikan terbagi  ke dalam fungsi yang menangani urusan tertentu. Tiap-tiap fungsi mempunyai jenjang, peran, dan tanggung jawab yang tegas dalam jalur komando. Misalnya, sejumlah divisi mengurusi jenis sekolah vokasional dan teknik pada satuan pendidikan menengah. Yang lain bertanggung jawab pendidikan dasar, dan yang lainnya lagi mengurusi sekolah swasta.
Kementerian menunjuk pimpinan sekolah, yang mengimplementasikan kebijakan pusat atau provinsi. Sekolah negeri dilarang melakukan rekrutmen sendiri terhadap guru. Kementerian merekrut guru secara terpusat lewat sistem seleksi nasional dan menetapkan guru menurut kebutuhan daerah atau mutrasi terhadap para guru bagi daerah lain yang membutuhkan. Kementerian merancang gaji para tenaga pendidik. Kementerian juga menentukan kurikulum, dengan tujuan dan pemeriksaan tertentu, dan memberi kesempatan pengembangan diri melalui konferensi, kursus dan seminar.
Tanpa insentif yang memadai, profesi guru tidak begitu menarik. Rentang gaji antara US $ 300-US $ 500 tiap bulan, terendah diantara anggota OECD, dengan total kewajiban mengajar 830 jam per tahun. Para guru juga dimonitor oleh pengawas, yang melaporkannya ke otoritas provinsi atau Kementerian. Kebijakan yang sentralistis menyulitkan penyesuaian implementasi kebijakan dengan memperhatikan keragaman masyarakat.
Untuk kurikulum, Kementerian menentukan kurikulum untuk tiap-tiap matapelajaran. Kementerian menentukan bagaimana pengajarannya dan juga jumlah pelajaran. Guru menentukan sendiri rencana tahunan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu matapelajaran. Para guru mengeluh karena jangkauan tiap matapelajaran begitu luas dibandingkan kebutuhan siswa dengan jumlah jam yang terbatas. Hal ini mendorong penggunaan model diktatis, metode teacher oriented.
Untuk tujuan kurikuler, kurikulum menentukan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut sedikit porsinya bagi tujuan kognitif. Tujuan tersebut disamakan untuk semua siswa.
Ujian diadakan untuk masing-masing jenjang guna menetapkan kualitas. Ada Ujian Nasional dengan skala kelulusan 8 untuk diterima di sekolah bergengsi atau sekolah swasta. Di tingkat perguruan tinggi ada ujian nasional dengan standar penilaian 11.

Pendidikan Bagi Anak Usia Dini

Diposting oleh Nurul Zahrah di 04.11 1 komentar

Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangan akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
Sebelum bicara lebih jauh, apa sih pendidikan anak usia dini? Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Mengapa pendidikan anak usia dini itu sangat penting?

Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun,8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.

Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.
Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.
Selanjutnya menurut Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini.

Ada dua tujuan mengapa perlu diselenggarakan pendidikan anak usia dini, yaitu:

Tujuan utama: untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Singkatnya, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Apa perbedaan anak yang mendapatkan pendidikan anak usia dini di lembaga yang berkualitas dengan anak yang tidak mendapatkan pendidikan anak usia dini?
Menurut Byrnes (Peraih gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia) di lembaga pendidikan anak usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar.
Sementara, anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini, akan lamban menerima sesuatu. Anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. Anak-anak yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadinya lamban.


Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Begitu pentingnya pendidikan ini tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan ini hingga pemerintah Indonesia pun memberikan layanan pendidikan gratis hingga tingkat SMP.

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Diposting oleh Nurul Zahrah di 03.28 0 komentar

Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangan akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
Sebelum bicara lebih jauh, apa sih pendidikan anak usia dini? Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Mengapa pendidikan anak usia dini itu sangat penting?

Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun,8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.


Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.
Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.
Selanjutnya menurut Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini.

Ada dua tujuan mengapa perlu diselenggarakan pendidikan anak usia dini, yaitu:

Tujuan utama: untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Singkatnya, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Apa perbedaan anak yang mendapatkan pendidikan anak usia dini di lembaga yang berkualitas dengan anak yang tidak mendapatkan pendidikan anak usia dini?
Menurut Byrnes (Peraih gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia) di lembaga pendidikan anak usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar.
Sementara, anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini, akan lamban menerima sesuatu. Anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. Anak-anak yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadinya lamban.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Begitu pentingnya pendidikan ini tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan ini hingga pemerintah Indonesia pun memberikan layanan pendidikan gratis hingga tingkat SMP.

Diposting oleh Nurul Zahrah di 03.06 0 komentar





Selasa, 13 Januari 2015

Diposting oleh Nurul Zahrah di 17.10 0 komentar



Senin, 13 Februari 2012

For Someone.........

Diposting oleh Nurul Zahrah di 07.45 0 komentar
Detik demi detik pun bergulir
Ku menunggu kehadiran sosokmu
Wahai sang pujaanku

Entah kepan awal semua cerita ini
Semua cerita tentang kita
Engkau hadir diduniaku
Membawa sejuta warna melukis indahnya hariku

Kau terangnya gelap
Kau cahaya disetiap malam
Menerangi sudut hatiku

Kau bagaikan desir ombak
Yang selalu menerpa hasratku
Engkau embun penyejuk jiwaku

Kaulah kekasihku...
Kaulah pangeranku...
Kaukah suamiku???


Created : Nurul Zahrah

Kamis, 09 Februari 2012

Wahai Kau yang Disana..........

Diposting oleh Nurul Zahrah di 18.47 0 komentar
Malam ini...
Malam yang begitu terasa gelap
Meskipun bintang dan rembulan seolah menyapaku
Mengajakku bermain di kehangatannya malam

Berkali-kali bintang mengedipkan cahayanya
Seolah menyuruhku untuk ikut berceria bersamanya
Mereka mulai mengejekku

Aku terbuai dengan sentuhan angin yang menerpaku
Mengisyaratkan bahwa malam semakin larut
Ku coba pejamkan mata di kesunyian malam
Berharap ini hanya mimpu buruk

Tapi aku salah, ini semua nyata!
Kau berdua mengkhianatiku!
Merampas kebahagiaanku!
Apa yang sebenarnya kau mau?!


Created   : Nurul Zahrah
 

my experience... Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review